Minggu, 16 Maret 2014

Aku adalah AKU part 1




Aku adalah aku. Aku adalah sepenggal sejarah , yang mungkin indah , atau mungkin sejarah yang tak ada gunanya. Meskipun mentari tlah terbenam di ufuk barat. Meski air tlah mendidih. Meski angin berhembus di depanku. Aku adalah aku. Aku tak kan berubah, dan tak akan pernah berubah.Tuhan telah menciptakanku, untuk menjadi diriku sendiri. Aku hidup di kerumunan sejarah. Aku bernapas di dalam ruang indah. Aku berjalan di atas kain sutra. Dan inilah hidupku. Hidup sederhana, tapi indah. Hidup yang tak sempurna ,tapi menyejukkan kalbu.Hidup yang apa adanya, dan aku menyenangi itu.Di depanku telah menunggu cerita cerita indah.disampingku telah menjulang tinggi cita cita . dibelakang telah ada sebuah gaya yang mendorongku untuk maju. Di atasku telah ada malaikat yang memanyungiku dari kegelapan. Langkah langkah kecilku, disertai denagn tasbih kepada-Mu. Setiap penglihatanku, tak luput ku ucap “Subhanallah”. Setiap apa yang kuterima , tak kan ku lupa sujud syukur kepada-Mu. Disetiap bayangan dari tubuhku, aku bergumam bahwa aku tetaplah aku. Dan aku tak kan pernah berubah.

Aku meletakkan kerinduan yang amat dalam dengan sebuah kampung kecil, di pelosok Kota Malang. Aku merundukannya. Sanagat merindukan tempat itu. Tak ku ingat kapan terakhir aku menginjakkan kaki di sana. Karena yang aku ingat adalah menggigilnya tubuhku di malam pertama aku disana. Malam itu, langit menumpahkan airnya. Tak ada bulan di malam hujan itu. Tak ada bintang yang mengiringi turunnya air hujan. Sengaja aku keluar rumah, hanya untuk melihat jalan kecil yang sepi. Meski jam di tanganku baru menunjukkan pukul 8 malam. Yang ku ingin katakan saat itu adalah hujan membuat tubuh mungilku ini berubah menjadi es. Yang ku ingin perbuat saat itu hanylah  pulang. Aku ingin pulang. Aku tak sanggup tinggal di tempat kecil ini, atau mungkin kumuh. Aku tak sanggup. Tiba tiba saja , aku meniru langit malam. Mata mungilku juga menumpahkan airnya. Tuhan , kenapa aku disini?  Mengapa aku bisa ada di tenagh malam yang sama sekali tak ingin kujumpai di daklam hidupku? Mengapa aku disini?

“kamu harus meletakkan segala yang kamu impikan  itu di tempat sampah. Kamu harus melakukannya. Hidup ini hanya sekali. Dan sangat tak pantas jika hidupmu itu kau gunakan sia sia dengan menjadi seseorang yang mengancam hidupmu sendiri.”
Mugkin itulah sekelumit kata kata yang setiap pagi dilontarkan mama. Dan setiap kali mendengar ocehan mama, aku hanya bisa menunduk dalam kebisuan. Aku tak dapat berkata apa apa, selain ‘iya’. Karena aku tak rela jika ada air membasahi pipi mama. Aku tak sanggup melihat mama menangis. Dan aku tak kan pernah menbiarkan mama menangis. Bagiku, bola bola kepedihan yang keluar dari sudut mata maama adalah sesuatu yang tak ingin ku lihat. Aku sudah merasa cukup puas melihat mama menangis saat kakakku meninggal 3 bulan yang lalu. Semenjak itu, aku terlalu sering melihatnya menangis. Menagis dalam setiap malam penuh sujud untuk-Nya. Bahkan setiap kali ku melihat mata birunya, mata itu seperti sumber yang mampu mengeluarkan air dari tempat di dalamnya yang sangat dalam.
Sore itu , aku membentak  wanita yang mengendongku dikala aku kecil. Yang menyuapiku di kala aku lapar. Ya, aku membentak mama. Aku mambentaknya , hanya karena sesuatu yang selama ini aku iyakan. Aku mengatakan bahwa aku tak kan pernah meletakkan mimpiku di tempat sampah, meskipun itu hanya ujumhgnya saja. Aku taka kan rela. Dan aku tak bisa melakukan itu. Bagiku, mimpiku itu adalah anugerah Tuhan. Aku ingin menjadi orang yang berguna bagi semua orang. Termasuk berguna untukmama. Aku membahagiakan mama. Aku sanagt ingin. Biarkalnlah akumengejar mimpi. Biarlah aku berlari untuk meraih masa depanku. Masa depanku akan jauh lebih berarti jika mimpim itu bisa kuraih. Jika mimpiku itu bisa menjadi sesuatu yang nyata di dalam kehidupanku. Biarlah aku pergi. Aku akan menjadi diriku sendiri. Karena aku adalah aku. Dan aku tetaplah aku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar